www.musirawasterkini.com

Hadiri Peringatan Hari Gizi Nasional,

Wako : Harus Ada Aksi Nyata

LUBUKLINGGAU-Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) DPC Lubuklinggau peringati hari gizi nasional ke-63 tahun 2023 tingkat Kota Lubuklinggau. Kegiatan dilaksanakan di Auditorium Bukit Sulap, Kantor Wali Kota Lubuklinggau. (26/1).

Pada Peringatan hari gizi nasional tingkat Kota Lubuklinggau ini juga dilaksanakan pemberian tablet penambah darah kepada siswa tingkat SMA serta lomba rangking 1.

Ketua Persagi, M Rodho Nugroho dalam sambutannya mengatakan bahwa organisasi persagi sudah lama berdiri, awanya gabungan antara Mura dan Muratara, namun saat ini sudah berdiri untuk wilayah masing-masing.

“Jumlah anggota ada 60 yang tersebar di puskesmas, dinkes, rumah sakit dan lainnya. Kami saat ini sebagai mitra pemerintah dalam penurunan stunting, angka stunting di Lubuklinggau tahun 2021 di angka 22,8 persen. target 2024 sebesar 13,52 persen. Alhamdulillah, kita dapatkan data dari pusat bahwa hasil studi di Lubuklinggau sebesar 11,7 persen pada 2022 yang sudah dibawah target.
Hal ini tidak lepas dari usaha kerjasama semuanya bersama-sama melakukan intervensi penurunan kecapatan stunting ini,” paparnya.

Sesuai dengan tema, lanjut Ridho, dengan protein hewani cegah stunting, tingkat konsumsi protein d i Lubuklinggau rata-rata harian sebesar 68gr perhari. Angka itu dikatakannya sudah mencukupi angka kecukupan gizi masuarakat Indonesia, namun ini belum protein khusus hewani.

Sementara, Wali Kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe mengatakan bahwa kota Lubuklinggau sendiri nomor 2 se sumsel setelah pagal alam. Namun, penurunannya secara drastis sesumsel. “Hal ini sangat positif, harapannya nanti bahwa semua elemen masyrakat untuk berbuat bersama dalam pembangunan Lubuklinggau, pertama inflasi, kedua kemiskinan, ketiga adalah stunting,” kata Wako.

Wako mengatakan bahwa saat ini sudah cukup baik untuk kemiskinan, pengangguran sudah turun, dan stunting juga demikian. “Ini akan lebih baik juga jika semua element bergerak nyata, tidak hanya berbicara saja. Sekarang kita sudah punya mapingnya, kita sudah tau mana saja akan jadi stunting, rentan stunting, dan sebagainya. rumah, alamat dan lainnya kita sudah ada datanya. IBI bergerak, IDI bergerak, ahli gizi dan sebagainya karena banyak hal yang bisa menyebabkan stunting, lingkungan, dan juga keluarga,” ungkapnya.(*aaf)