Musirawasterkini.com – Berdasarkan perolehan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 di Kabupaten Musi Rawas (Mura), Partai Golkar mendapatkan suara terbanyak dengan perolehan 40.309 suara, diikuti PDIP dengan perolehan 37.020 suara.
Kemudian, Partai NasDem dengan perolehan 33.059 suara, diikuti Partai Gerindra 32.829 suara. Lalu, Hanura 10.616 suara dan PBB 5.697 suara.
Berdasarkan kalkulasi perolehan suara di Pileg 2019 lalu, Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Mura H Hendra Gunawan dan Mulyana (H2G Mulya) mendapat dukungan dari gabungan Partai Politik (Parpol) yang mendapatkan 134.132 suara, karena diusung oleh PDIP, NasDem, PKS, PKB, Demokrat, Hanura dan PBB.
Jika dilihat dari perolehan suara legislatif, tentu H2G-Mulya unggul jauh dibanding Paslon Bupati dan Wakil Bupati Mura Hj Ratna Machmud Amin-Hj Suwarti yang hanya mendapat dukungan dari gabungan Parpol peraih suara di Pileg 2019 sejumlah 88.827 suara, karena hanya diusung Partai Golkar, Gerindra dan PAN.
Dari kalkulasi ini, selisih perolehan suara gabungan Parpol pengusung dari kedua Paslon yakni sejumlah 45.305 untuk keunggulan H2G Mulya dari lawannya, yakni Hj Ratna Machmud Amin dan Hj Suwarti.
Pengamat Politik Joko Siswanto menjelaskan, jika dilihat di atas kertas atau secara logikanya, semakin banyak dukungan partai maka pemilih Paslon tersebut akan semakin banyak. Dengan catatan pemilih yang dulunya memilih Parpol tersebut solid dan komitmen, sehingga tetap memilih Paslon yang diusung dari Parpol yang bersangkutan.
Namun ini Pilkada, di mana lebih banyak figur yang dilihat oleh pemilih. Meskipun suara Parpol besar pada saat Pileg, tapi sisi figur kurang menarik maka orang akan beralin memilih karena figurnya bukan karena siapa Parpol pendukungnya.
“Artinya bisa saja hanya 3 Parpol yang mengusung tapi figur Paslon-nya menarik ya ada juga peluang. Contoh saya dulu pilih Golkar, tapi Paslon yang diusung Golkar tidak menarik ya saya akan memilih figur yang lebih menarik,” jelas Joko, Selasa (6/10/2020).
Daya pikat calon dan visi misi juga sangat mempengaruhi peluang. Kalau visi misinya sangat menarik maka Paslon akan lebih banyak peluang.
“Perilaku pemilih ditentukan dari berbagai faktor. Makanya suara Parpol tidak bisa jadi jaminan, meskipun kita akui itu modal besar untuk Paslon. Makanya tugas Parpol lebih berat, apalagi ditambah kadernya yang tidak bergerak. Parpol harusnya jadi modal jangan jadi pengusungnya saja. Kemenangan itu bisa ditentukan dari militansi kader Parpol yang menjadi modal, daya tarik figur saat berkomunikasi dan mendekati, ketiga visi misi,” tegasnya.
Dengan head to head tambah Joko, pasangan calon tentunya harus kerja keras. Karena pilihannya hanya ada satu, menang atau kalah.
Perolehan Suara Parpol Pada Pileg 2019:
Partai Pengusung Ramah – Berarti:
Partai Golkar: 40.309 suara
Partai Gerindra: 32.829 suara
PAN: 15.689 suara
Total 88.827 suara
Partai Pengusung H2G – Mulya:
PDIP: 37.020 suara
Partai NasDem: 33.059 suara
PKS: 18.194 suara
Partai Demokrat: 15.643 suara
PKB: 13.903 suara
Partai Hanura: 10.616 suara
PBB: 5.697 suara
Total 134.132 suara.(*)
Sumber: Harian Pagi Linggau Pos